INFO

INFO TIKET ONLINE : PESAWAT TERBANG - KERETA API - BIS - TREVEL - TIKI - JNE - KANTOR POS - GLOBAL

Jumat, 12 September 2014

Serat Sabdo Palon Penguasa Ghaib Tanah Jawa

1. Pada sira ngelingana Carita ing nguni-nguni Kang kocap ing serat Babad Babad nagari Mojopahit Nalika duking nguni Sang-a Brawijaya Prabu Pan samya pepanggihan Kaliyan Njeng Sunan Kali Sabda Palon Naya Genggong rencangira.

Ingatlah kalian semua, Akan cerita masa lalu, Yang tercantum didalam Babad ( Sejarah ) Babad Negara Majapahit, Ketika itu, Sang Prabhu Brawijaya, Tengah bertemu, Dengan Kangjeng Sunan Kalijaga, Ditemani oleh Sabdo Palon dan Naya Genggong.

2. Sang-a Prabu Brawijaya Sabdanira arum manis Nuntun dhateng punakawan Sabda Palon paran karsi Jenengsun sapuniki Wus ngrasuk agama Rasul Heh ta kakang manira Meluwa agama suci Luwih becik iki agama kang mulya.

Sang Prabhu Brawijaya, Bersabda dengan lemah lembut, Mengharapkan kepada kedua punakawan( pengiring dekat )-nya, Tapi Sabdo Palon tetap menolak, Diriku ini sekarang, Sudah memeluk Agama Rasul (Islam), Wahai kalian kakang berdua, Ikutlah memeluk agama suci, Lebih baik karena ini agama yang mulia.

3. Sabda palon matur sugal Yen kawula boten arsi Ngrasuka agama Islam Wit kula puniki yekti Ratuning Dang Hyang Jawi Momong marang anak putu Sagung kang para Nata Kang jumeneng ing tanah Jawi Wus pinasthi sayekti kula pisahan.

Sabdo Palon menghaturkan kata-kata agak keras, Hamba tidak mau, Memeluk agama Islam, Sebab hamba ini sesungguhnya, Raja Dahnyang ( Penguasa Gaib ) tanah Jawa, Memelihara kelestarian anak cucu ( penghuni tanah Jawa ), (Serta) semua Para Raja, Yang memerintah di tanah Jawa, Sudah menjadi suratan karma (wahai Sang Prabhu), kita harus berpisah.

4. Klawan Paduka sang Nata Wangsul maring sunya ruri Mung kula matur petungna Ing benjang sakpungkur mami Yen wus prapta kang wanci Jangkep gangsal atus taun Wit ing dinten punika Kula gantos agami Gama Budhi kula sebar ing tanah Jawa.

Dengan Paduka Wahai Sang Raja, Kembali ke Sunyaruri (Alam kosong tapi ber-'isi'; Alam yang tidak ada tapi ada), Hanya saja saya menghaturkan sebuah pesan agar Paduka menghitung, Kelak sepeninggal hamba, Apabila sudah datang waktunya, Genap lima ratus tahun, Mulai hari ini, Akan saya ganti agama (di Jawa), Agama Buddhi akan saya sebarkan ditanah Jawa.

5. Sinten tan purun nganggeya Yekti kula rusak sami Sun sajakken putu kula Berkasakan rupi-rupi Dereng lega kang ati Yen durung lebur atempur Kula damel pratandha Pratandha tembayan mami Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.

Siapa saja yang tidak mau memakai, Akan saya hancurkan, Akan saya berikan kepada cucu saya sebagai tumbal, Makhluk halus berwarna-warni, Belum puas hati hamba, Apabila belum hancur lebur, Saya akan membuat pertanda, Pertanda sebagai janji serius saya, Gunung Merapi apabila sudah meletus mengeluarkan lahar.


6. Ngidul ngilen purugira Nggada banger ingkang warih Nggih punika wedal kula Wus nyebar agama budi Merapi janji mamai Anggereng jagad satuhu Karsanireng Jawata Sadaya gilir gumanti Boten kenging kalamunta kaowahan.

Kearah selatan barat mengalirnya, Berbau busuk air laharnya, Itulah waktunya, Sudah mulai menyebarkan agama Budhi, Merapi janji saya, Menggelegar seluruh jagad, Kehendak Tuhan, (Karena) segalanya (pasti akan) berganti, Tidak mungkin untuk dirubah lagi.

Note [Suchamda] : Agama Budhi bukan berarti semata agama Buddha, tetapi adalah AGAMA KESADARAN / ELING / HAKIKAT yang bisa meredam kemurkaan alam..

7. Sanget-sangeting sangsara Kang tuwuh ing tanah Jawi Sinengkalan tahunira Lawon Sapta Ngesthi Aji Upami nyabarang kali Prapteng tengah-tengahipun Kaline banjir bandhang Jeronne ngelebna jalmi Kathah sirna manungsa prapteng pralaya.

Sangat sangat sengsara, Yang hidup ditanah Jawa, Perlambang tahun kedatangannya, LAWON SAPTA NGESTI AJI ( LAWON ; 8, SAPTA ; 7, NGESTHI ; 9, AJI ; 1 = 1978), Seandainya menyeberangi sebuah sungai, Ketika masih berada ditengah-tengah, Banjir bandhang akan datang tiba-tiba, Tingginya air mampu menenggelamkan manusia, Banyak manusia sirna karena mati.

8. Bebaya ingkang tumeka Warata sa Tanah Jawi Ginawe
kang paring gesang Tan kenging dipun singgahi Wit ing donya puniki Wonten ing sakwasanipun Sedaya pra Jawata Kinarya amertandhani Jagad iki yekti ana kang akarya.

Bahaya yang datang, Merata diseluruh tanah Jawa, Diciptakan oleh Yang Memberikan Hidup, Tidak bisa untuk ditolak, Sebab didunia ini, Dibawah kekuasaan, Tuhan dan Para Dewa, Sebagai bukti, Jagad ini ada yang menciptakan.

9. Warna-warna kang bebaya Angrusaken Tanah Jawi Sagung tiyang nambut karya Pamedal boten nyekapi Priyayi keh beranti Sudagar tuna sadarum Wong glidhik ora mingsra Wong tani ora nyukupi Pametune akeh sirna aneng wana.

Bermacam-macam mara bahaya, Merusak tanah Jawa, Semua yang bekerja, Hasilnya tidak mencukupi, Pejabat banyak yang lupa daratan, Pedagang mengalami kerugian, Yang berkelakuan jahat semakin banyak, Yang bertani tidak mengahasilkan apa-apa, Hasilnya banyak terbuang percuma dihutan.

10. Bumi ilang berkatira Ama kathah kang ndhatengi Kayu katahah ingkang ilang Cinolong dening sujanmi Pan risaknya nglangkungi Karana rebut rinebut Risak tataning janma Yen dalu grimis keh maling Yen rina-wa kathah tetiyang ambengal.

Bumi hilang berkahnya, Banyak hama mendatangi, Pepohonan banyakyang hilang, Dicuri manusia, Kerusakannya sangat parah, Sebab saling berebut, Rusak tatanan moral, Apabila malam hujan banyak pencuri, pabila siang banyak perampok.

11. Heru hara sakeh janma Rebutan ngupaya anggering praja Tan tahan perihing ati Katungka praptaneki Pageblug ingkang linangkung Lelara ngambra-ambara Warading saktanah Jawi Enjing sakit sorenya sampun pralaya.

Huru hara seluruh manusia, Berebut kekuasan kerajaan, Tidak tahan perdihnya hati, Disusul datangnya, Wabah yang sangat mengerikan, Penyakit berjangkit kemana-mana, Merata seluruh tanah Jawa, Pagi sakit sorenya mati.

12. Kesandhung wohing pralaya Kaselak banjir ngemasi Udan barat salah mangsa Angin gung nggegirisi Kayu gung brasta sami Tinempuhing angin agung Kathah rebah amblasah Lepen-lepen samya banjir Lamun tinon pan kados samodra bena.

Belum selesai wabah kematian, Ditambah banjir bandhang semakin menggenapi, Hujan besar salah waktu, Angin besar mengerikan, Pohon-poho besar bertumbangan, Disapu angin yang besar, Banyak yang roboh berserakan, Sungai-sungai banyak yang banjir, Apabila dilihat bagaikan lautan.

13. Alun minggah ing daratan Karya rusak tepis wiring Kang dumunung kering kanan Kajeng akeh ingkang keli Kang tumuwuh apinggir Samya kentir trusing laut Sela geng sami brasta Kabalebeg katut keli Gumalundhung gumludhug suwaranira.

Ombak naik kedaratan, Membuat rusak pesisir pantai, Yang berada dikiri kanannya, Pohon banyak yang hanyut, Yang tumbuh dipesisir, Hanyut ketengah lautan, Bebatuan besar hancur berantakan, Tersapu ikut hanyut, Bergemuruh nyaring suaranya.
14. Hardi agung-agung samya Huru-hara nggegirisi Gumleger swaranira Lahar wutah kanan kering Ambleber angelebi Nrajang wana lan desagung Manungsanya keh brasta Kebo sapi samya gusis Sirna gempang tan wonten mangga puliha.

Gunung berapi semua, Huru hara mengerikan, Menggelegar suaranya, Lahar tumpah kekanan dan kekirinya, Menenggelamkan, Menerejang hutan dan perkotaan, Manusia banyak yang tewas, Kerbau dan Sapi habis, Sirna hilang tak bisa dipulihkan lagi.

15. Lindhu ping pitu sedina Karya sisahing sujanmi Sitinipun samya nela Brekasakan kang ngelesi Anyeret sagung janmi Manungsa pating galuruh Kathah kang nandhang roga Warna-warna ingkang sakit Awis waras akeh klang prapteng pralaya.

Gempa bumi sehari tujuh kali, Membuat ketakutan manusia, Tanah banyak yang retak-retak, Makhluk halus yang ikut membantu amarah alam, menyeret semua manusia, Manusia menjerit-jerit, Banyak yang terkena penyakit, Bermacam-macam sakitnya, Jarang yang bisa sembuh malahan banyak yang menemui kematian.

16. Sabda Palon nulya mukswa Sakedhap boten kaeksi Wangsul ing jaman limunan Langkung ngungun Sri Bupati Njegreg tan bisa angling Ing manah langkung gegetun Kedhuwung lepatira Mupus karsaning Dewadi Kodrat iku sayekti tan kena owah.

Sabdo Palon kemudian menghilang, Sekejap mata tidak terlihat sudah, Kembali ke alam misteri, Sangat keheranan Sang Prabhu, Terpaku tidak bisa bergerak, Dalam hati merasa menyesal, Merasa telah berbuat salah, Akhirnya hanya bisa berserah kepada Tuhan, Janji yang telah terucapkan itu sesungguhnya tak akan bisa dirubah lagi.

Ada 10 Alam Jin Menurut Quran dan Sunnah

DALAM buku yang berjudul “Alam Jin Menurut Al Qur’an dan As Sunnah”, Abdul Hakim menjelaskan sepuluh hal tentang alam jin menurut Al Qur’an dan Sunnah.

PERTAMA
Jin dikenakan taklif (kewajiban) seperti halnya manusia. Dalilnya ayat Al Qur’an (yang artinya) : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Adz Dzaariyaat : 56)

KEDUA
Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. Dalilny ayat Al Qur’an (yang artinya) : “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang yang shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda beda.” (Al Jin : 11)
Berkata Ust. Abdul Hakim : “Ada yang mukmin pengikut tariqah ahlus sunnah wal jama’ah menurut pemahaman salafush shalih, ada yang mukmin pengikut mu’tazilah dan ada yang mukmin pengikut ahlul bid’ah lainnya. (hal 19)

KETIGA
Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia. Dalilnya Al Qur’an (yang artinya) : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr : 26-27)

KEEMPAT
Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi bagi, sehingga Iblis termasuk salah satu bangsa jin. Dalilnya Al Qur’an (yang artinya) :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang orang yang zalim.” (Al Kahfi : 50)

KELIMA
Manusia lebih mulia daripada jin. Dalilnya adalah Al Qur’an (yang artinya) : “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang orang yang kafir.” (Al Baqarah : 34)
Berkata Ust. Abdul Hakim, “Oleh karena itu apabila ada manusia yang memohon pertolongan kepada jin, maka ia membuat jin semakin sombong, takabur, dan besar kepala.” (hal. 24)

NAMA - NAMA YANG DILARANG DALAM AGAMA ISLAM | DI HINDARI


Berikut adalah sebahagian daripada nama-nama lain dalam Islam yang harus dielakkan dan dihindari bagi menamakan bayi anda :
A
  • Abiqah Hamba yang lari dari tuannya
  • Abkam Tidak celik, buta
  • Afinah Yang bodoh
  • Amah Hamba suruhan perempuan
  • Asiah Wanita yang derhaka
  • Asyar Paling jahat
  • Asyirah Yang tidak bersyukur atas nikmat
  • Aznie Aku berzina
B
  • Baghiah Yang zalim, jahat
  • Bahimah Binatang
  • Bakiah Yang menangis, merengek
  • Balidah Yang bodoh, bebal
  • Baqarah Lembu Betina
  • Batilah Yang batil, tidak benar
D
  • Dabbah Binatang
  • Dahisyah Goncang, stress
  • Dahriyah Yang mempercayai alam wujud dengan sendirinya
  • Dami’ah Yang mengalir air matanya
  • Daniyah Yang lemah dan hina
  • Darakah Kedudukan yang rendah
F
  • Faji’ah Kecelakaan
  • Fajirah Yang jahat, yang berdosa
  • Fasidah Yang rosak, yang binasa
  • Fasiqah Yang jahat, si fasik
  • Fasyilah Gagal, kalah
G
  • Ghafilah Yang lalai, yang leka
  • Ghaibah Hilang
  • Ghailah Kecelakaan, bencana
  • Ghamitah Yang tidak mensyukuri nikmat
  • Ghasibah Perampas, perompak
  • Ghawiah Yang sesat, yang mengikut hawa nafsu
H
  • Haqidah Yang dengki
  • Hasidah Yang hasad
  • Hazinah Yang sedih
  • Huzn Kesedihan
J
  • Jafiah Yang tidak suka berkawan
  • Jariah Hamba suruhan perempuan
K
  • Kafirah Yang kafir, yang ingkar
  • Kaibah Yang sedih
  • Kamidah Yang hiba, yang sangat berduka
  • Kazibah Pendusta, pembohong
  • Khabithah Yang jahat, yang keji
  • Khali’ah Yang tidak segan silu, mengikut hawa nafsu
  • Khamrah Arak
  • Khasirah Yang rugi
  • Khati’ah Yang bersalah, yang berdosa
L
  • Laghiah Sia-sia, tidak berfaedah
  • Lahab Bara api
  • Lahifah Yang sedih, menyesal dan dizalimi
  • La’imah Yang tercela
  • Lainah Yang terkutuk
M
  • Majinah Yang bergurau senda tanpa perasaan malu
  • Majusiah Agama menyembah api atau matahari
  • Maridah Yang menderhaka
  • Munafikah Yang munafik
  • Musibah Celaka, bencana, kemalangan
N
  • Najisah Yang najis dan kotor
  • Nariah Api
  • Nasyizah Yang menderhaka dan melawan suami
Q
  • Qabihah Yang buruk, hodoh
  • Qasitah Yang melampaui batasan dan menyeleweng dari kebenaran
  • Qatilah Pembunuh
  • Qazurah Kejahatan, perzinaan
R
  • Rajimah Yang direjam, yang dilaknat
  • Razani Kepala zakar lelaki
  • Razi’ah Kecelakaan, musibah
  • Razilah Yang keji dan hina
S
  • Safih Insan Manusia bodoh
  • Safilah Yang rendah dan hina
  • Sahiah Yang pelupa
  • Sharrul / Sharru Jahat
  • Sakirah Pemabuk
  • Sakitah Yang jatuh, yang hina, yang jahat
  • Syafihah Yang bodoh
  • Syani’ah Yang buruk
  • Syaqiyah Yang menderita
  • Syaridah Yang diusir
  • Syariqah Pencuri
  • Syarisah Yang buruk akhlak
  • Syarrul Bariyyah Sejahat-jahat manusia
  • Syatimah Maki hamun
T
  • Tafihah Karut
  • Talifah Yang rosak, yang binasa
  • Talihah Yang tidak baik
  • Tarbiyah Yang papa kedana
  • Tarikah Anak dara tua
W
  • Wahiah Yang lemah, yang jatuh, yang buruk
  • Wahimah Yang lemah
  • Wahinah Penakut
  • Wailah Bencana, keburukan
  • Wajilah Penakut
  • Waqi’ah Pertempuran dalam peperangan, umpatan
  • Waqihah Yang kurang sopan dan malu
  • Wasikhah Yang kotor
  • Wasyiah Yang mengumpat, yang mengadu dombakan orang
  • Wati/Waty Nama Hindu/tiada makna
  • Wathy / Wathi Bersetubuh
Y
  • Yabisah Yang kering, yang sedikit kebaikannya
  • Yaisah Yang berputus asa
Z
  • Zalijah Kebinasaan
  • Zalilah Yang hina
  • Zalimah Yang zalim
  • Zaniyah Penzina, pelacur
  • Zufafah Racun pembunuh
----------------------------------------- MUDAH - MUDAHAN BERMANFAAT -------------------------

Rabu, 10 September 2014

WISATA KEBUN TEH JAMUS - NGAWI

Salah satu obyek wisata Kabupaten Ngawi adalah Kebun Teh Jamus.Kebun teh ini di kelola oleh PT Candi Loka menawarkan eksotika tersendiri bagi para wisatawan. Bernuansa tropis, hijau, sunyi, damai indah dan sejuk merupakan gambaran dari suasana perkebunan teh Jamus yang terletak di lereng Gunung Lawu sebelah utara, atau tepatnya di Desa Girikerto Kecamatan Sine 40 Km kearah Barat daya kota Ngawi.