DALAM buku yang berjudul “Alam Jin Menurut Al Qur’an dan As Sunnah”, Abdul Hakim menjelaskan sepuluh hal tentang alam jin menurut Al Qur’an dan Sunnah.
PERTAMA
Jin dikenakan taklif (kewajiban) seperti halnya manusia. Dalilnya ayat
Al Qur’an (yang artinya) : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku (Adz Dzaariyaat : 56)
KEDUA
Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. Dalilny ayat Al Qur’an
(yang artinya) : “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang yang
shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah
kami menempuh jalan yang berbeda beda.” (Al Jin : 11)
Berkata Ust. Abdul Hakim : “Ada yang mukmin pengikut tariqah ahlus
sunnah wal jama’ah menurut pemahaman salafush shalih, ada yang mukmin
pengikut mu’tazilah dan ada yang mukmin pengikut ahlul bid’ah lainnya.
(hal 19)
KETIGA
Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia. Dalilnya Al Qur’an
(yang artinya) : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang
sangat panas. (Al Hijr : 26-27)
KEEMPAT
Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi bagi, sehingga Iblis
termasuk salah satu bangsa jin. Dalilnya Al Qur’an (yang artinya) :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah
kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan keturunan keturunannya sebagai pemimpin selain
daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu
sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang orang yang zalim.” (Al Kahfi :
50)
KELIMA
Manusia lebih mulia daripada jin. Dalilnya adalah Al Qur’an (yang
artinya) : “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang orang yang
kafir.” (Al Baqarah : 34)
Berkata Ust. Abdul Hakim, “Oleh karena itu apabila ada manusia yang
memohon pertolongan kepada jin, maka ia membuat jin semakin sombong,
takabur, dan besar kepala.” (hal. 24)
KEENAM
Jin, termasuk Iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala
kita, manusia tidak bisa melihat jin (dalam rupa aslinya). Dalilnya Al
Qur’an (yang artinya) : “Hai anak Adam, janganlah sekali kali kamu dapat
ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu
dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut
pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan itu pemimpin
pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman.” (Al A’raaf : 27)
KETUJUH
Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain “kesurupan”.
Dalilnya adalah Al Qur’an Surat Al Baqarah : 275 (yang artinya) : “Orang
orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila.” (Al Baqarah : 275)
KEDELAPAN
Bahwa jin atau setan itu ada yang laki dan ada yang perempuan dan mereka
sama dengan kita, kawin dan bercampur antara laki laki dan perempuan.
Dalilnya Al Qur’an (yang artinya) : “Dan bahwasannya ada beberapa orang
laki laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki
laki diantara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan.” (Al Jin : 6)
Juga hadits yang merupakan do’a yang kita baca
ketika masuk WC (yang artinya) : “Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari
jin yang laki laki dan yang perempuan”.
KESEMBILAN
Bangsa jin itu juga makan seperti kita, hanya saja makanannya tidak sama
dengan makanan kita dan adakalanya dia mencuri makanan kita
sebagaimana setan mencuri makanan zakat dari Abu Hurairah yang
diperintah oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
menjaganya.
Pada footnote-nya
disebutkan makanan jin diantaranya adalah tulang dan kotoran, makanan
manusia yang tidak menyebut nama Allah, dan minuman yang terlarang.
KESEPULUH
Setan juga bermalam dan bertempat tinggal, ada kalanya mereka tinggal di
rumah rumah kita. Untuk itulah perlu membaca do’a ketika masuk rumah
agar setan tidak bermalam di rumah kita. Dalilnya adalah hadits dalam
Shahih Muslim no. 2018 (yang artinya) : “Bila seseorang masuk rumahnya,
lalu menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, maka setan
berkata (kepada kelompoknya) : Tidak ada penginapan bagi kamu dan tidak
ada makanan malam bagi kamu. Jika seseorang itu masuk rumahnya dan tidak
menyebut nama Allah, maka setan berkata (kepada kelompoknya) : Kamu
mendapatkan penginapan. Dan jika seseorang tidak menyebut nama Allah
ketika makan, maka setan berkata (kepada kelompoknya) : Kamu akan
mendapatkan penginapan dan makanan untuk malam.”
Maraknya tayangan tayangan tentang jin di media
hanya memasyhurkan setan. Yang berakibat semakin membesarkan dan
mengagungkan Iblis dengan penuh rasa takut. Oleh karena itu buku ini
perlu sekali dibaca dan dipahami oleh kaum muslimin. Agar kaum muslimin
memahami permasalahan tentang alam jin sesuai Al Qur’an dan Sunnah
menurut pemahaman para shahabat.
Secara khusus, buku yang ditulis oleh Ustadz
Abdul Hakim ini membantah buku yang telah terbit sebelumnya yang ditulis
oleh seorang wartawan Mesir, dengan judul terjemahan Indonesia “Dialog
dengan Jin Muslim”. Wartawan Mesir yang bernama Muhammad Isa Dawud ini
mengambil semua khabar untuk bukunya dari Jin Muslim sahabatnya. Yang
berakibat mementahkan argumentasi ilmiah
dalam beragama, dengan hanya merujuk dari perkataan Jin Muslim
sahabatnya itu. Salah satu contohnya adalah penetapan suatu hadits itu
sah atau tidak dengan hanya merujuk pada perkataan Jin Muslim sahabatnya
itu. [edy witanto]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar